Friday, 20 November 2015

SEJARAH ARSITEKTUR YUNANI

JAMAN AGEA (AEGEAN), 3000 -1100 SM

Sejarah panjang Yunani dapat dibagi dalam beberapa periode. Peradaban tinggi Yunani sudah ada sejak jaman prasejarah sekitar 300(1 -1100 SM pada jaman perunggu disebut jaman Agea (Aegean). Diperkirakan suku bangsa Agea yang berpusat budaya di Pulau Krete (Crete), pulau terbesar di laut Mediterania, berasal dari Asia Minor yang mulai mengadakan migrasi pada Milineum IV SM[1]. Sejak sekitar 1100 suku Dorian menguasai wilayah itu, sehingga kata Dorik (Doric) sebagai kata sifat sering dipakai untuk menyebut segala sesuatu terkait dengan Agea, termasuk budaya, dialek dan wilayah-nya.
Salah satu puncak kejayaan peradaban suku di wilayah tersebut dialami antara 1600 - 1400 SM. Masa itu sering disebut Jaman Minoan diambil dari nama penguasaanya Raja Minos dari Knosos berpusat pemerintahan di Pulau Krete. Peninggalan jaman itu berupa reruntuhan kerajaan, hancur pada sekitar 1400 SM. Berdasarkan rekonstruksi istana tersebut mempunyai halaman. dalam seluas 51.8 x 27.4 M2, dikelilingi oleh ruang-ruang yang rumit, segi-segi empat (rectangular).
Pemerintahan termasyhur berikutnya oleh Mycenae yang juga menjadi sebutan jaman, budaya dan bangsa, yaitu jaman Misena (Mycenean). Pemerintahan oleh Helladic di wilayah Agea juga mengalami kejayaan se­hingga jaman, budaya dan bangsa seeing pula mendapat sebutan terkenal yaitu Jaman Helinik (Hellinic). Nama Helinik sangat sering dipakai sebagai istilah atau sama artinya dengan Jaman Yunani Kuno. Peninggalan terkenal dari jaman ini adalah pusat pemerintahan di dalam benteng atau intra-muros. Tata letak semacam ini merupakan ungkapan fisik naluri . suatu masyarakat untuk berlindung dari alam termasuk binatang dan kelompok suku lain Di dalamnya saat ini terdapat reruntuhan istana Tiryne didirikan sekitar 1300 SM.

Denah basil rekonstruksi Istana Raja Minos dari Knosos di Pulau Krete
Denah basil rekonstruksi Istana Raja Minos dari Knosos di Pulau Krete
Legenda: 
  1. Gerbang masuk utara dengan portico.
  2. Bastion dan rumah penjaga.
  3. Ruang tunggu dan ruang tahta.
  4. Ruang tahta .
  5. Portico barat.
  6. Gang panjang dengan tempat penyimpanan.
  7. Tangga menuju lantai utama.
  8. Tangga ke apartemen ke­rajaan.
  9. Hall dengan deretan kolom.
  10. Hall dengan pencapaian ganda.
  11. Kamar ratu.
  12. Sa­luran air. 
  13. Propylaeum.
  14. Tangga besar menuju ruang-ruang kenegaraan.
  15. Gang untuk prosesi.

Secara geologis telah disebut di atas, wilayah Agea banyak mengandung batu dan marmer, sehingga bahan alam tersebut men - jadi bahan utama dalam konstruksi.
Istana Tiryns dan hampir semua pe­ninggalan arsitektur Yunani dibangun meng­gunakan batu sebagai bahan konstruksi utama. Istana Tiryns berada dalam benteng di puncak sebuah bukit dengan dinding pertahanan se­tebal 7.3 M. Konstruksi dinding batu pada ja­man itu berkembang mulai dari yang diolah sangat sederhana (cyclopean), diolah menjadi segi banyak (polygonal). Kemudian didapatkan konstruksi dinding dengan susunan batu dibentuk menjadi blok-blok berbentuk kubis sehingga konstruksinya disebut rectangular.
Salah satu reruntuhan dalam kompleks istana berupa pintu gerbang dengan patung singa kembar, hingga disebut Lion Gate (1300 SM). Selain memperlihatkan bagaimana konstruksi dari batu termasuk ambang atas gerbang, patung singa sangat indah dan proporsionat menunjukkan tingginya selera seni masyarakat pads jaman itu. Lebar gerbang 3.20 M., di atas terdapat balok dari batu panjang 4.90 M, lebar 1.06 M, tinggi di tengah 2.40 M. Konstruksi dindingnya rectangular.


Tata-letak dan lingkungan Istana-Istana Tiryns (kiri) dan tipologi konstruksi pada jaman itu (kanan-atas). Gerbang Singa (The Lion Gate) (1300 SM), dari Istana Tiryns (kanan-bawah).
Tata-letak dan lingkungan Istana-Istana Tiryns (kiri) dan tipologi konstruksi pada jaman itu (kanan-atas). Gerbang Singa (The Lion Gate) (1300 SM), dari Istana Tiryns (kanan-bawah).

No comments:

Post a Comment