Friday, 20 November 2015

ARSITEKTUR YUNANI PERIODE HELINIK

PERIODE HELINIK (650 - 323 SM)

Secara esensial arsitektur Yunani ter­bentuk oleh elemen utama yaitu : kolom dan balok. Saat itu konstruksi kuda-kuda (segi tiga) belum dikenal, sehingga semua bagian bangunan terbuat dari batu dibentuk menjadi kolom dan balok) Pada jaman ini, dinding juga terbuat dari batu dengan sistem konstruksi rektangular, yaitu batu disusun setelah di­bentuk menjadi blok-blok segi empat.
Pada jaman itu budaya tinggi Yunani telah mempelajari pengaruh optik terhadap pandangan sebuah bangunan. Karena pengaruh optik pada mata manusia, sudut pandang dan jarak antara yang memandang dengan bangun­an atau bagian bangunan yang dipandang ter­jadi ilusi yaitu perbedaan antara kenyataan dengan yang terlihat. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal semacam itu dibuat koreksi dalam merancang dan membangun.
Sebagai contoh kecerniatan para arsitek Yunani masa itu dalam mengatasi masalah tersebut di atas, nienaikkan setinggi 60 mm bagian tengah dari balok atas (architrave) dan lantai bawah (stylobate) dari Kuil Parthenon. Dengan demikian tidak terlihat melengkung ketika dipandang dari bawah karena pengaruh optik.

Kuil Parthenon di Athena
Kuil Parthenon di Athena

Kuil Parthenon di Athena, bagian timur. Contoh dari kecermatan para seaiman-arsitek Yunani dalam perancangan. khusunya dalam mengatasi masalah islusi karera pengaruh optik pada lensa mata.
  • Pandangan yang dikehendaki.
  • Pandangan bila tidak ada koreksi.
  • Koreksi dengan menaikan bagian tengah agar tetap dapat terlihat lurus

HELLINIC PERIODE 323 - 30 SM

Setelah budaya Yunani berkembang ke wilayah daratan, pusat pemerintahan tidak lagi di Pulau Krete, melainkan pindah ke Athena. Karena kemenangan dan kejayaan Alexander, budaya Yunani berkembang dan menyebar ke wilayah Timur - Dekat hingga Asia Minor.

Peninggalan arsitektur Yunani, hampir semua berupa bangunan religius, namun kemudian pada 400an tahun SM, berkembang menjadi kota dan permukiman dengan bangunan-bangunan publik lainnya.
Sebagai contoh dari perkembangan arsitektur pada masa ini adalah Acropolis di Athena, yang berada di puncak sebuah bukit dengan bangunan-bangunan selain kuil, juga teater (theatre). Dari segi tata-letak, tidak ada arah-arah tertentu dijadikan orientasi, namun semata-mata mendasarkan pada arah di mana pemandangan yang paling indah dan menarik. Teater terbuka sebagai ungkapan kesenangan orang-orang. Yunani untuk melaksanakan kegiatan diluar, nada Acropolis yang artinva kota di ketinggian, terletak di kaki bukit. Ke­beradaan teater tersebut di kaki bukit, mem­perlihatkan kecerdikan orang-orang Yunani, memanfaatkan kemiringan lereng bukit men­jadi bagian dari tempat penonton yang bertrap­,trap semakin ke belakang semakin tinggi. Selain itu, dari segi akustik, konstruksi yang memanfaatkan kemiringan alami dari lereng bukit, sangat baik dapat memantulkan bunyi kesegala arah, karena bentuk denahnya yang setengah lingkaran.
Rekonstruksi Akropolis di Athena. Pandangan dari arah selatan (atas) dan denah.
Rekonstruksi Akropolis di Athena. Pandangan dari arah selatan (atas) dan denah.

No comments:

Post a Comment